Kupang, MN Penanganan stunting di UPT Puskesmas Oesapa berlangsung melalui dua cara intervensi yakni intervensi sensitif dan intervensi spesifik melalui Pemberitaan Makanan Tambahan (PMT). Demikian diungkapkan, Kepala UPT Puskesmas Oesapa, dr. Ovlian Manafe, Rabu (13/11/2024)
Dijelaskan, selain 70 orang petugas teknis kesehatan dalam penanganan kesehatan dan. stunting juga dibantu sebanyak 230 kadet dari 46 posyandu yang menyebar merata di 5 kelurahan di Kecamatan Kelapa Lima. Tentunya kerja kolaborasi dengan semua stakeholder dipastikan akan membuahkan hasil yang baik. Alhasil, sudah banyak anak stunting membaik dan ada peningkatan berat dan tinggi badannya
Hingga Agustus 2024, prevalensi stunting di Kecamatan Kelapa Lima turun diangka 925 atau 23% dari 3905 target intervensi spesifik melalui Pemberitaan Makanan Tambahan (PMT). Sekalipun demikian angka tersebut belum aman sesuai target pemerintah pusat yakni 14% di 2024. Dimana, 925 anak ini berdasarkan hasil pengukuran atau total yang diukur artinya anak-anak yang datang saja sementara anak-anak sasaran umur 0 – 59 bulan sebanyak 3.905
Peran posyandu dan para kadernya sangat pending dalam upaya penanganan stunting karena melalui posyandu, ibu hamil, bayi dan balita bisa dipantau dan diketahui perkembangan kesehatan dan status gizinya melalui pengukuran berat dan tinggi badan
Selain itu, Posyandu juga sebagai tempat sosialisasi atau tempat penyampaian informasi sehingga masyarakat bisa menjaga kesehatan dan status gizi anak di rumah dengan makanan yang dianjurkan
Jumlah Posyandu di wilayah kerja UPT. Puskesmas Oesapa berjumlah 46 posyandu dan menyebar merata di 5 kelurahan dengan dibantu 5 orang kader per masing-masing posyandu.
Pelaksanaan PMT menggunakan anggaran pusat Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dipastikan sudah sangat cukup dan bisa menjaga status gizi anak di wilayah setempat
Kendalanya di lapangan adalah komitmen dengan anak yang mau diberikan makan harus ditingkatkan karena terkadang anak penerima manfaat tidak datang terpaksa para kader harus mengantar langsung ke rumah penerima manfaat
Bicara masalah gizi, bukan hanya stunting, ada juga masalah gizi kurang dan obesitas, tentunya Ibu sangat berkontribusi langsung untuk menjaga status gizi anak sejak dari kehamilan. Ada yang disebut dengan ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) dan secara anggaran sudah diintervensi pemerintah tidak hanya gisi kurang saja yang mendapatkan bantuan makanan tambahan, tetapi juga ibu hamil, karena kalau tidak mendapatkan intervensi gizi yang baik, maka ibu hamil akan melahirkan anak dengan masalah gizi, mulai dari stunting, gizi kurang dan sebagainya
Selain itu, peran orangtua asuh yang tidak hanya memberikan sumbang tetapi juga memberikan perhatian dan ikut memantau perkembangan anak setiap bulan di posyandu. Mereka tidak saja memberikan uangnya tetapi juga perhatian.
Penanganan stunting harus dilaksanakan secara kolaborasi artinya ada yang memang menjadi program pemerintah, ada juga program kolaborasi konvergensi untuk semua OPD
UPT Puskesmas Oesapa melalui petugas teknis dan para kadet terus bekerja dengan cara door to door misalnya pada saat posyandu ketika anak tidak datang maka makanannya diantarkan ke rumah penerima manfaat (MN)